Pengembangan Wisata Tamsar 27 Untuk Meningkatkan Ekonomi Masyarakat Desa Bangkelang Kecamatan Bandar Pusaka

Artikel Oleh : Putri Wulandari, Dinda Nanda, Izzatul Muna, Muhammad Ramadhan Anuar

Desa Bengkelang merupakan salah satu gampong di kabupaten Bandar Pusaka Aceh Tamiang. Desa tersebut merupakan pemekaran dari kecamatan Taming Hulu dengan jumlah keluarga yang metenap di kampung tersebut berjumlah 223 KK. Desa Bangkelang merupakan salah satu desa di Kecamatan Bandar Pusaka, Kabupaten Aceh Tamiang. Secara geografis Desa Bangkelang terletak pada posisi .03°53’18.81”.- 04°. 32' 56.76” .Lintang Utara dan 11°.33'-12°33.' Bujur Timur. Topografi ketinggian desa ini adalah berupa daratan sedang yaitu sekitar 700 meter di atas permukaan air laut. Desa dengan ketinggian sekitar 600 mdpl, merupakan lokasi untuk ditanami buah buahan dan sayur sauran seperti anggur, stroberry, duren dan lain lain. Lokasi pegunungan menjadikan tanah di desa Bengkelang cukup subur dan menjadikan sebagian besar atau sebesar sekitar 80% mata pencarian penduduk berpusat pada perkebunan. 

Warga desa Bengkelang biasanya mulai beraktivitas sejak dini hari sebelum mata hari terbit atau bahkan sebagian memilih untuk bermalam di kebun mereka apabila telah memasuki musim panen. Sejak malam hari tepatnya sekitaran jam tiga dini hari udara sejuk mulai turun menyelimuti desa bengkelang dan membawa kabut tebal menyelimuti desa. Kabut tersebut apabila diamati dari atas pegunungan akan terlihat seperti lautan awan yang mengelilingi gunung tempat berpijak menyambut sunrise yang akan segera tiba. Pesona alam yang sangat jarang ditemui tapi masih belum diketahui banyak orang. Dari atas bukit pada siang hari penampakan kota Kualasimpang sampai Pangkalan Brandan di kabupaten Langkat Sumatra Utara sehingga pemandangan saat malam tidak klah menariknya jika ditemani gemerlap Bintang serta lampu lampu peradaban di Pangkalan Brandan. 

Tidak hanya itu, setelah melepaskan lelah akan kurang rasanya apabila tidak memanjakan diri dengan air pegunungan. Tercatat sejak penerobosan jalan, jika terus mendaki sekitar satu jam setengah mendaki lebih jauh mengendarai kendaraan, akan terdengar riakan air dari ait terjun bertingngkat tingkat sampai 27 tingkatan sehingga dinamakan tamsar 27 dimana arti “tamsar” berarti “terjun”. 
Foto Bersama datok dan pengurus wisata bukit awan dan tamsar 27

Pengembangan pariwisata halal di Indonesia merupakan salah satu program prioritas Kementerian Pariwisata yang sudah dikerjakan sejak lima tahun yang lalu. Data GMTI 2019 menunjukkan bahwa hingga tahun 2030, jumlah wisatawan muslim (wislim) di prediksikan akan menembus angka sebesar 230 juta di seluruh dunia. Seiring dengan perkembangan zaman, saat ini muncul pula istilah wisata halal. Konsep pengembangan pariwisata halal Indonesia sendiri merupakan konsep wisata yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dan pengalaman wisata muslim. Konsep itu diantaranya: layanan makanan dan minuman halal, fasilitas ibadah berkualitas, toilet bersih dengan air memadai, bebas dari islamophobia, memberi nilai manfaat sosial, program ramadan, pengalaman unik bagi wisatawan muslim, bebas dari aktivitas non halal, penyediaan area rekreasi dengan privasi. 

Tamsar 27 ini menjadikan suatu peningkatan ekonomi masyarakat setempat dikarenakan banya masyarakat luar atau masayarakat yang berkunjung kekawasan itu mau tidak mau akan berbelanja kepada masyarakat sekitar serta mereka juga dapat menjadi pemandu lapangan untuk turis yang datang termasuk juga sewa menyewa peralatan camping, Perangkat desa juga ikut partisipasi dalam pengembangan pariwisata yang bertujuan untuk mendukung upaya pembuatan lingkungan yang melibatkan partisipasi masyarakat sehingga memberikan manfaat ekonomi kepada masyarakat setempat. 

Destinasi Ekowisata  tamsar 27 sangat lah indah dan unik untuk berkunjung, apalagi dengan kawasan pegunungan yang sejuk dan perkebunannya, promosi dilakukan oleh pemuda sekitar melalui sosial media dan youtube mengenai keindahan yang ditawarkan destinasi wisata tersebut. Tidak lupa pula, para pejabat juga diajak untuk datang dan mermalam di tempat wisata tersebut untuk memperkenalkan objek destinasi wisata yang ada di desa bengkelang. Semenjak Covid, pengelolaan destinasi wisata terbengkalai dan dipenuhi dengan semak. Tetapi pengelola destinasi ekowisata tamsar 27 sedang mempersiapkan diri untuk membuka kembali objek wisata tersebut yang dicanangkan akan dilakukan pada tahun 2023 dan yang akan menjadi patokannya adalah pembuatan jembatan yang menghubungkan ke tamsar 27. 


Kesimpulan yang diperoleh dari hasil kegiatan Febi Workcamp ini adalah bahwa masyarakat  Desa bangkelang sangat tertarik dan termotivasi untuk mengembangkan Ekowisata yang ada di desa Bangkelang untuk meningkatkan perekonomian masyarakat dengan cara akan membangun pembuatan jembatan yang menghubungkan ke tamsar 27 tersebut. Hal ini pastinya akan menarik perhatian wisatawan yang datang karena melihat akses jalan yang bisa dijangkau. 

Saran yang direkomendasikan bahwa agar pariwisata yang ada di Desa Bangkelang ini berkesinambungan artinya agar pariwisata tamsar 27 ini semangkin dikenal banyak orang dan banyak wilayah. Dan agar meningkatkan dan mengembangkan pariwisata di Desa Bangkelang, Kecamatan Bandar Pusaka, Kabupaten Aceh Tamiang . 
    



0 Komentar