Dodol Ketan Khas Langkat Yang Jadi Incaran Para Wisatawan



Dodol merupakan makanan yang dijadikan oleh-oleh khas Tanjungpura Langkat ini makanan yang tak lepas dari budaya dan kebiasaan orang Langkat yang masih tetap eksis hingga kini, dodol ini bisa didapatkan di deretan kios-kios Jl.Pangkalan Brandan -Tanjungpura Kabupaten Langkat. Belum sah rasanya jika para wisatawan yang datang ke Langkat ini tidak singgah membeli dodol sebagai buah tangan untuk dibawa pulang. Karena dodol ini sudah populer kurang lebih 35 Tahun dan masyarakat sekitar menyebutkan bahwa usaha dodol ini sebagai sumber ekonomi mereka.


Sepanjang jalan P.Brandan-Tanjungpura yang merupakan jalan lintas Sumatera Medan-Banda Aceh jadi banyak sekali angkutan umum dan Bus-bus kearah Aceh singgah untuk membeli dodol sebagai oleh-oleh yang bisa dibawa pulang kerumah, tidak hanya wisatawan namun ada seorang mahasiswi sedang berkuliah luar kota  yang bertempat tinggal di Tanjungpura membeli oleh-oleh untuk dibawa ke kampusnya dan itu sudah mejadi rutinitasnya, Nadia Ramadani “ setiap saya dikampung saya pasti membeli dodol untuk oleh-oleh buat temen-temen dikampus saya, bukan hanya rasanya yang enak namun varian rasa seperti durian, wijen dan pandan tapi saya lebih suka yang rasa original”, ujarnya


 Bukan hanya itu dodol Tanjungpura ini juga bermacam cara yang unik dalam pengemasannya ada yang dibungkus plastik perkilo, bungkusan kecil-kecil dan ada juga yang bugkus pakai pelepah pinang yang kering seperti pocong dan direnteng digantung didepan kios mereka. Kemasan dodol bermacam-macam dan harganya bervariasi dari harga Rp.7000- Rp 40.000, Adapun dodol yang terkenal diTanjungpura yaitu dodol RIA, dodol RYAN dan dodol Pak UL dan lain sebagainya. 


Dalam pembuatan dodol inipun ada beberapa bahan yang diperlukan yaitu santan, tepung beras ketan, gula pasir, gula merah, kelapa dan garam, cara pembuatan dodol khas langkat ini dibutuhkan waktu berjam-jam untuk menhasilkan dodol yang enak dan legit juga dapat bertahan hingga berminggu-minggu.


Penulis : Diah Ramadana

Editor : Pena Kecil19

0 Komentar