Jarum Jam Puisi Kehidupan



JARUM JAM

 Oleh: Ranita Ningrum

 

Jarum jam masih berdenting

Aku terdiam tak sanggup bergeming

Berdiri ataukah kembali terbaring

Bagaikan kayu yang sudah kering

 

Jarum jam masih berdenting

Aku masih terdiam berbaring

Meratapi nasib yang demikian menggiring

Menggiringku ke pusatnya, hingga kepala ini pusing

 

Jarum jam masih berdenting

Aku memberanikan diri untuk berontak

Aku tak mau lagi terdiam berbaring

Karena aku makhluk yang berotak

 


Wanita Pelampiasan 

by Far Tueng Bila

 

Ia tidak menyadari karena yang terjadi begitu nikmat

Dia tidak lupa diri karena yang disesali telah terjadi

 

Dia tidak menjual diri

Tapi di nikmati dengan rayuan

Bermodalkan janji para buaya untuk dinikahi rela mengkhianati kesucian harga diri

 

Lama kelamaan menjadi ketagihan.

 

Tak terpedulikan siapa saja untuk menikmati tubuh 

Yang terpenting uang dan mobil mewah untuk mempromosi kehidupan di berbagai sosial media

Laksana sang selebriti papan atas.

 

Tidak berbeda dengan sikupu malam yang mengangkang di atas ranjang demi uang.

 

kemewahan terus menyelimuti kehidupan yang penuh dengan kelam hingga ia lupa usia.

Berpemikiran akan diterima oleh para laki-laki dengan mahar menjulang tinggi.

Mungkin ia sedang bermimpi

 

Senja Merah di Ujung Nusa

by Far Tueng Bila

 

Siang mulai menghilang

Senja datang menghias malam penuh seram

Angin menghembus kegelisahan dan mencelkam

Dadaku berdebar menanti mentari datang

 

Pagi mulai bersemi

Diselimuti pusaka negeriku

Sang saka merah ilalang

Putih bunga kamboja sayap terdengar kicau burung gagak kegiaran

 

Mentari menanti

Menekar aroma bunga bangkai dan mengunjung jasad Anak negeriku yang terlukai bersimah bumi bertuah

 

Bersatu dengan penaroma ufuk barat nan memerah

 

 

 MALAIKAT SUBUH

by Pena Kecil19

 

 

Malam yang sunyi

Angin berhembus santai

Menusuk ke sanubari insan

Dimana semua sedang tak sadarkan diri

Datanglah cahaya mengejutkan

 Tapi

Sungguh sayang

Tak satupun yang menghiraukan

Alangkah bodohnya kita

Datang kali yang kedua

Angin kencang memisahkan

Selimut dari badan

Rasanya yang sangat dingin

Membuat kita terbangun

 

Tapi

Tidak ada satupun yang peka

Terhadap jemputannya

Malah kita tenggelam

Dalam lautan mimpi

Seakan itu nyata di hadapan kita

 

 

RINDU YANG ABADI

by Zumy

Rindu ialah anugerah

Yang allah berikan kepada insan

Tidak dikumandangkan dengan lisan

Yang ditujukan kepada pemilik perasaan

Rindu menjelma suatu perasaan

Yang sulit untuk dijelaskan

Apalagi di ucapkan

 

Rindu ibarat angin

Hanya bisa di rasakan

Tapi tidak bisa di rangkul

Rindu satu kata yang Allah

Ciptakan kepada hamba

Tetapi penuh dengan makna

Yang tidak dapat dipandang

Apalagi dipegang

Namun hanya bisa di rasakan

 

Wahai rindu

Dari kecil hingga dewasa

Hampir sudah menuju tua

Tak pernah ku jumpa

Tapi selalu ku rasakan

 

Rindu

Gejolak berkelana mu yang Allah titipkan dalam hati

Tidak dapat untuk di pungkiri

Tidak dapat jua untuk di henti

Hanya bisa

Menghampiri dan tidak pernah

ada kata pamit dan permisi

 

Rindu Allah titipkan kepada seluruh insan

Semua nya berprasaan

Karena rindu ibarat

Satu perahu yang menuju ke tepian

Ketika jauh susah

Ketika dekat senang

 

Rindu

Siapakah engkau sebernarnya

Berani beraninya engkau masuk kedalam jiwa ini

Tapi engkau selalu membisu

Hanya bisa membuat aku merasakan

Tanpa masa aku melihat mu di hadapanku

Apakah kamu titipan dari tuhan

Sebagai penghias hidup ku

Aku tidak tau bagaimana wujud asli mu

 


0 Komentar